Kamis, 22 Oktober 2015

Switching Concepts

Switching  adalah  proses  meneruskan  frame  ke  tujuan  berdasarkan  destination  MAC
address, ini yang dilakukan oleh Switch.
Switch adalah device layer 2, memisahkan collision domain, tapi tidak memisahkan broadcast domain.

Local Area Network itu sendiri terdiri dari 3 layer pada OSI model:
1.   Layer  1  :  repeater  dan  hub  (tidak  memisahkan  collision  domain,  dan  tidak memisahkan broadcast domain)
2.   Layer  2   :  switch   dan   bridge   (memisahkan   collision   domain,   dan   tidak memisahkan broadcast domain)
3.   Layer 3 : router (tidak memisahkan collision domain, dan memisahkan broadcast domain)

Memisahkan collision domain artinya melakukan microsegmentasi yang memberikan keuntungan yaitu dapat mengisolasi traffic dan meningkatkan bandwidth pada tiap host yang terhubung di port masing-masing switch.

Selain collision domain, faktor lain yang mempengaruhi perform network yaitu:
a.) multitasking :environment pada jaringan
b.) pemakaian aplikasi seperti browser yang melibatkan jaringan c.) pengaturan client-server pada jaringan

Bentuk jaringan LAN yang umum yaitu ethernet, tujuan dan fungsi utamanya :
a.) best effort delivery ke tujuan
b.) memastikan semua hos jaringan dapat berbagi media yang sama

Ethernet mempunyai standard IEEE 802.3 yang memiliki kelemahan:
-    shared media
-    bila tidak dibantu device layer 2, tidak memisahkan collision domain

CSMA/ CD digunakan oleh ethernet untuk mengatasi collision pada collision domain yang sama, tapi sifatnya mendeteksi setelah collision domain terjadi pertama kalinya, bukan mencegahnya.

Faktor-faktor lainnya yaitu:
-    penggunaan bandwidth yang besar untuk multimedia, graphic, file, dll
-    latency pada jaringan
Latency  atau  delay  adalah  waktu  yang  diperlukan  oleh  frame  dari  source  menuju destination, contohnya:
a.) NIC delay : berapa lama waktu sampai titik menerjemahkan data menjadi layer- layer  data untuk dikirim oleh layer 1
b.) Propagation delay : waktu yang diperlukan dikur dari delay media misal UTP, dll
c.) Network device delay : delay yang dihasilkan network device

Perbandingan ketiga layer:
1.) Layer 1 :
Hub maupun repeater tidak melakukan microsegmentation berdasarkan apapun
2.) Layer 2 :
Switch maupun bridge melakukan microsegmentation berdasarkan MAC address, dalam mengirim data ke tujuan
3.) Layer 3 :
Router mengirim data berdasarkan destination ip address, malekukan pemisahan broadcast dan collision domain

Switch terdiri dari dua jenis berdasarkan kesamaan bandwidth port-portnya:
a.) symetric switching
Switch yang semua portnya memiliki besar bandwidth yang sama misalnya bila
10 Mbps, maka semua port 10 Mbps
b.) asymetic swtiching
Switch  yang  port-portnya  tidak  memiliki  bandwidth  yang  sama  besar,  ada beberapa port yang uplink atau lebih besar bandwidthnya, biasanya digunakan oleh konektivitas ke server

Berdasarkan sistem antrian data frame ke tujuan, witch juga dibedakan menjadi dua:
a.) port-based memory buffer
Pada saat melakukan antrian di dalam switch, maka frame dimasukkan dalam incoming port yang spesifik barulah diforward ke tujuannya. Penyimpanan dilakukan pada port
b.) shared memory buffer
Frame tidak disimpan dalam incoming port yang spesifik, tapi disimpan dalam memory switch. Besar frame data yang disimpan dipengruhi oleh besarnya memory pada switch.

Kedua sistem penyimpanan dilakukan saat destination sibuk atau ada frame yang belum sampai ke tujuannya sehingga pengiriman berikut ke tujuan yang sama harus mengantri dibelakangnya.

Tujuan dari microsegmentation:
a.) mengisolasi traffisc pada network
b.) meningkatkan bandwidth

Tambahan

Bila CAM table pada switch telah lengkap maka switch setelah membentuk Virtual Circuit (VC) yang artinya dapat langsung memforward frame ke tujuan dengan membuat jalur khusus (dari MAC address dalam hal ini)

EIGRP

EIGRP mirip dengan IGRP sebagai Cisco Properietary routing protocol, tetapi lebih fast convergence & dapat menangani scability network.
-    gabungan dari distance vektor & link state (tidak mengenal hop count)

Metric yang digunakan sama dengan IGRP namun dikali 256 sebab memakai metric 32 bit, sedangkan IGRP 24 bit.
Metric = BW + delay

BW Æ (10 ^ 7 / BW ) x 256
Delay Æ (delay / 10 ) x 256
Komposisi metric seperti ini dinamakan composite metric. (path bandwidth value dan cumulative delay)

Perbandingan EIGRP dan IGRP terletak pada:
a.   compability mode b.   hop count
c.   route tagging
d.   automatic protocol distribution

Route tagging
Penandaan route external yang dapat dilakukan EIGRP tapi tidak oleh IGRP.
Sama seperti IGRP, EIGRP juga memakai Autonomous System (AS) yang harus sama.

Table pada EIGRP: a.   topology table b.   neighbor table c.   routing table
Info pada topology & neighbor digunakan untuk menentukan jarak ke tujuan.

Proses convergence
Router-router EIGRP membentuk adjacency dengan router tetangga melalui hello & dead message, dilakukan multicast 224.0.0.10, router lain membalas dengan ACK secara unicast.
Bila tidak membalas maka route dinyatakan down, info ini disimpan pada neighbor &
topology table.

Diffusing Update Algortihm (DUAL)
DUAL digunakan untuk menghitung jalur ke tujuan, istilah yang penting:
-    feasible distance (fd)
-    reported distance (rd)
-    feasible successor (fs)
-    successor (s)
Feasible distance Æ jarak ke tujuan yang dilihat dari sisi diri sendiri.
Reported distance Æ jarak ke tujuan yang dilihat dari sisi tetangga.
Pemilihan successor & feasible dilakukan berdasarkan feasible & reported distance. Pententuan successor yaitu berdasarkan jalur yang feasible distancenya paling kecil ke
tujuan.

Diffuse  Update  Algorithm  (DUAL)  pada  EIGRP  memiliki  successor  dan  feasible successor ke network tujuan berdasarkan reported distance dan feasible distance.
Pada saat DUAL bekerja, status router EIGRP dalam keadaan aktif, bila route telah convergence, barulah berubah menjadi pasif kembali.

Proses lengkap pemilihan atau sampai convergence pada EIGRP:
a.   hello message dikirim dengan 224.0.0.10 b.   neighbor dan topology table didapatkan
c.   info pada topology table (feasible dan reported distance) didapat lalu digunakan untuk menghitung successor dan feasible successor.
d.   Perhitungan dilakukan oleh DUAL
e.   Convergence didapatkan

Info yang terdapat pada topology table:
a.   feasible distance b.   reported distance c.   route status
d.   interface information e.   copyan dari successor

Successor  yang  asli  disimpan  dalam  routing  table  yang  menjadi  metric  terbaik  ke destination network.

Info yang terdapat pada neighbor table:
a.   neighbor address
b.   hold time (berapa kali dikirim tidak menerima ACK)
c.   SRTT (Smooth Rand Trip Time): waktu untuk hello packet bolak balik Æ send dan ACK
d.   sequence number e.   queue count

Karakteristik EIGRP:
a.   Efisien dalam bandwidth
b.   Mendukung VLSM dan subnetting c.   Independent dalam routed protocol

Independent reouted protocol berarti protocol Dependent Module (PDM), routed protocol yang digunakan tidak hanya IP, tapi dapat juga IPX, dll.
EIGRP technologies:
a.   Network discovery dan recovery b.   DUAL
c.   Protocol Dependent Module (PDM)
d.   Reliablity Transport Protocol (RTP)

EIGRP juga memiliki packet-packet sebagai berikut:
a.   hello Æ saat membentuk koneksi awal Æ 224.0.0.10 b.   ACK Æ balasan dari hello packet
c.   update Æ untuk update
d.   reply Æ balasan query packet
e.   query Æ bila ada perubahan topology, query packet dikirim

EIGRP adalah hybrid routing protocol, yang memiliki sisi:
a.   Distance Vector: maksimal top count 224 berbeda dengan IGRP yang maksimal top count 255
b.   Link   State:   mengirim   hello   message   dan   punya   topology   table   yang menggambarkan keseluruhan network.

Administrative Distance (AD) nya:
a.   internal EIGRP: semua menjalankan EIGRP, ADnya 90
b.   eksternal EIGRP: ada router yang tidak memakai IGRP, dikenali dengan route tagging, nilai AD route ini 170

Command-command EIGRP
a. Setting routing protocol:
Router(config)# router eigrp AS number
Router(config-router)# network network directly connected
Router(config-router)# no auto-summary
Rotuer(config-router)# eigrp log-neighbor-changes

b. Command show:
- Melihat routing table
Routing# show ip route
- Melihat routing protocol spesifik
Routing# show ip protocol
- Melihat neighbor eigrp:
Routing# show ip eigrp neighbor
- Melihat topology eigrp:
Routing# show eigrp topology

c. Command debug:
Router# debug eigrp fsm Æ melihat aktivitas FUAL Router# eigrp packet
Manual summary pada EIGRP

Secara  default  EIGRP  menjalakan  auto  summary,  ini  tidak  baik  bagi  discontigous network Æ network yang disubnetting atau di VLSM tapi dipisahkan oleh network lain.

Rabu, 21 Oktober 2015

Basic Router Troubleshooting

1. Testing table routing
1.1 Perintah show ip route
Perintah  show  ip route  digunakan  untuk  menampilkan  isi dari table  routing. Table ini berisi entri semua jaringan dan subnetwork yang diketahui. Berikut ini adalah beberapa perintah tambahan yang dapat digunakan dengan perintah show ip route:
- show ip route connected
- show ip route address
- show ip route rip
- show ip route igrp
- show ip route static


Output perintah show ip route


Ketika RTA menerima paket yang ditujukan ke 192.168.4.46, tampilannya seperti prefix 192.168.4.0/24 pada table routingnya. RTA kemudian mem-forward paket keluar interface Ethernet0 berdasarkan entri table routing. Jika RTA menerima paket yang ditujukan untuk 10.3.21.5, ia mengirim paket tersebut keluar interface Serial 0.

Contoh table routing ditunjukkan oleh empat jalur jaringan yang terhubung langsung.  Jalur-jalur  ini diberi label “C”. RTA membuang  paket-paket  yang ditujukan untuk jaringan yang tidak terdaftar di dalam table routing. Table routing untuk RTA akan berisi lebih jalur-jalur sebelum ia dapat mem-forward ke tujuan yang lain. Ada dua cara penambahan jalur-jalur baru:

- Routing statis – admin secara manual mendefinisikan jalur-jalur ke satu atau lebih jaringan tujuan
- Routing  dinamis  – router-router  mengikuti  aturan  yang  didefinisikan  oleh protokol routing untuk pertukaran informasi routing dan pemilihan jalur terbaik

Secara  administrasi   mendefinisikan   jalur-jalur   dapat  dikatakan   statis  karena mereka tidak berubah sampai admin jaringan secara manual memprogram  perubahan. Jalur-jalur dipelajari dari router-router lain secara dinamis karena mereka berubah secara
otomatis sebagai update dari router-router  yang terhubung langsung dengan informasi baru.

1.2 Penentuan gateway
Jalur default digunakan pada saat router tidak sesuai dengan jaringan yang dituju dengan beberapa entri yang ada dalam table routing. Router menggunakan jalur default ini untuk mencapai gateway dan mem-forward paket.

Sebelum  router-router  dapat  secara  dinamis  melakukan  pertukaran  informasi, admin jaringan harus dikonfigurasi paling sedikit satu router dengan jalur default. Tergantung dari hasil yang didapat, admin dapat menggunakan perintah-perintah sebagai berikut:
ip default-network
Atau
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0

1.3 Penentuan jalur asal dan tujuan
Layer  network   menyediakan   best-effort,   end-to-end   dan  pengiriman   paket melalui jaringan interconnected. Layer network menggunakan table routing IP untuk mengirimkan paket-paket dari jaringan asal ke jaringan tujuan. Setelah router menentukan jalur mana yang digunakan, ia mem-forward  paket dari satu interface ke interface lain atau port yang menuju ke jaringan tujuan.

1.4 Penentuan alamat L2 dan L3
Untuk   tujuan   pengiriman   paket   dari   jaringan   asal   ke   jaringan   tujuan, menggunakan baik alamat layer 2 dan layer 3. Gambar di bawah menjelaskan proses yang terjadi paket dikirim melalui jaringan.

Alamat layer 3 digunakan untuk merutekan paket dari jaringan asal ke jaringan tujuan. Alamat-alamat IP asal dan tujuan sama. Alamat MAC berubah pada setiap hop atau router. Alamat layer data link penting karena pengiriman dalam jaringan ditentukan oleh alamat dalam header frame layer 2.

1.5 Penentuan administrative distance
Router  menggunakan  administrative  distance  di  setiap  jalurnya  untuk menentukan jalur terbaik menuju tujuan. Administrative distance adalah nomor yang mengukur   tingkat   kepercayaan   informasi   jalur   ke   tujuan.   Semakin   kecil   nilai administrative distance, semakin besar tingkat kepercayaan pemilihan jalur.

Routing protokol yang berbeda mempunyai administrative distance default yang berbeda juga. Jalur dengan administrative distance paling kecil adalah yang dimasukkan ke dalam table routing.

1.6 Penentuan jalur metric
Routing protokol menggunakan metric untuk menentukan jalur terbaik ke tujuan. Beberapa  routing protokol menggunakan  hanya satu factor untuk menghitung  metric. Contohnya, RIPv1 menggunakan hop count sebagai factor menentukan metric. Protokol yang lain berdasarkan hop count, bandwidth, delay, load, reliability dan cost.
Faktor seperti bandwidth dan delay adalah statis karena mereka sama untuk setiap interface sampai router dikonfigurasi atau jaringan di-disain ulang. Factor seperti load dan
reliability  adalah dinamis karena mereka dihitung untuk setiap interface real-time oleh router.

Secara default, IGRP menggunakan factor statis bandwidth dan delay untuk menghitung secara manual untuk mengontrol mana jalur yang akan dipilih. IGRP juga dikonfigurasi untuk factor dinamis load dan reliability dalam perhitungan metric. Dengan menggunakan  factor default, router-router  UGRP dapat membuat  keputusan  berdasar kondisi sekarang. Jika link menjadi berat bebannya atau unreliable, IGRP akan menaikkan metric.

IGRP  menghitung  metric  dengan  cara  menambahkan   nilai  pembobot  dari perbedaan karakteristik link. Berikut adalah perhitungan metric di IGRP:

Metric = [K1 * Bandwidth + (K2 * Bandwidth)/(256  – load) + K3 * Delay] * [K5/(reliability + K4)]

Nilai konstatnta default K1 = K3 = 1 dan K2 = K4 = K5 = 0

Jika K3 = 0, maka [K5/(reliability  + K4)] tidak digunakan. Misalkan diberikan nilai default ke K1 sampai K5, composite metric dihitung oleh IGRP untuk menurunkan Metric = Bandwidth + Delay.

1.7 Menentukan hop berikutnya
Algoritma  routing mengisi table routing dengan informasi yang beragam. Hop tujuan berikutnya menentukan jalur terbaik dimana router mem-forward paket ke router berikutnya. Router ini merepresentasikan hop berikutnya ke tujuan terakhir.

Ketika  router  menerima  paket  yang  datang,  ia  memeriksa  alamat  tujuan  dan alamat hop berikutnya.

1.8 Menentukan update routing terakhir
Untuk mengetahui  update routing terakhir dilakukan  dengan cara memberikan perintah:
- show ip route
- show ip route address
- show ip protocols
- show ip rip database

1.9 Observasi beberapa jalur ke tujuan
IGRP mendukung load balancing dengan cost tidak sama, yang disebut dengan variance. Perintah variance memerintahkan router supaya merutekan metric kurang dari n kali  metric  minimum  untuk  tujuan  tersebut,  dimana  n  adalah  angka  dari  variance. Variabel n nilainya antara 1 sampai 128, dengan nilai default 1 yang artinya cost load balancing.


2. Testing jaringan
2.1 Pendahulan
Dasar testing jaringan harus diproses secara sequence dari OSI layer. Dimulai dari layer 1 sampai ke layer 7, jika perlu. Pada layer 1, kelihatan seperti masalah sederhana
seperti power cord pada dinding dan koneksi fisik lainnya. Melakukan testing konfigurasi alamat sebelum meneruskan dengan langkah konfigurasi berikutnya.



Pada layer 3 test dilakukan dengan cara memberikan perintah telnet dan ping
digunakan untuk test jaringan.

2.2 Langkah demi langkah proses troubleshooting
Troubleshooting  adalah  proses  yang  mengijinkan  user untuk  mencari  masalah dalam jaringan. Langkah demi langkah adalah sebagai berikut:

Langkah 1   Mengumpulkan informasi yang ada dan menganalisa masalah.
Langkah 2   Melokalisasi masalah mulai dari jaringan, segmen, modul, unit atau user.
Langkah 3   Mengisolasi masalah ke hardware atau software dalam unit, modul atau user account jaringan.
Langkah 4   Menemukan dan memperbaiki masalah Langkah 5   Mem-verifikasi masalah yang telah diselesaikan. Langkah 6   Membuat dokumentasi terhadap solusi suatu masalah.

2.3 Testing dengan layer OSI
Sub bab ini menggambarkan tipe-tipe error yang terjadi pada tiga layer OSI.
Layer 1 error bisa berupa:
- Kabel putus
- Kabel tidak tersambung
- Kabel tersambung ke port yang salah
- Koneksi kabel yang tidak konsisten kadang konek kadang tidak
- Kesalahan dalam sambungan rollover, crossover, atau straight-through
- Masalah transceiver
- Kabel DCE bermasalah
- Kabel DTE bermasalah
- Device dalam posisi mati

Layer 2 error bisa berupa:
- Kesalahan konfigurasi interface serial
- Kesalahan konfigurasi interface Ethernet
- Kesalahan seting enkapsulasi
- Kesalahan seting clockrate pada interface serial
- Masalah pada network interface card (NIC)

Layer 3 error bisa berupa:
- Routing protokol tidak enable
- Kesalahan meng-enable-kan routing protokol
- Kesalahan alamat IP
- Kesalahan subnet mask

Jika error terlihat di jaringan, proses testing melalui layer OSI dimulai. Perintah ping digunakan di layer 3 untuk test konektivitas. Pada layer 7 dengan perintah telnet untuk verifikasi aplikasi.

2.4 Troubleshooting di layer 1
Dengan cara memberikan perintah show interfaces tanpa argumen akan menghasilkan   status  dan  statistik  semua  port  router.  Sedangkan  show  interfaces
<interface  name>  menghasilkan  status  dan  statistik  pada  port  tertentu  saja.  Untuk melihat status dari serial 0/0 dengan perintah: show interfaces serial 0/0.

Jika banyak terjadi error di carrier transition, masalah-masalahnya bisa berasal dari:
- Pada service provider terjadi interupsi jalur
- Terjadi kerusakan pada switch, DSU atau hardware router

Jika terjadi banyak error pada output perintah show interfaces serial 0/0, ada beberapa kemungkinan sumber errornya, antara lain:
- Kesalahan pada peralatan perusahaan telepon
- Noise pada jalur serial
- Kabel salah atau panjang kabel salah
- Kabel atau koneksi rusak
- CSU atau DSU rusak
- Hardware router rusak

Sedangkan error terjadi karena reset interface penyebabnya bisa berasal dari:
- Jalur jelek sehingga menyebabkan carrier transition
- Kemungkinan masalah di hardware pada DSU, CSU atau switch

2.5 Troubleshooting di layer 2
Jika jalur putus, protokol selalu down karena tidak ada media yang digunakan di protokol layer 2. Hal ini benar karena interface down dan secara administrative down.
Jika interface up dan line protokol down, layer 2 terdapat masalah sebagai berikut:
- Tidak ada keeplive
- Tidak ada clock rate
- Tipe enkapsulasi tidak cocok

Perintah show interfaces digunakan setelah mengkonfigurasi interface untuk mem-verifikasi perubahan.
2.6 Perintah show cdp neighbors
Perintah ini menampilkan spesifik device secara detail seperti interface yang aktif, port ID dan device.

2.7 Perintah traceroute
Perintah  ini memberikan  hop yang berhasil  dilewati.  Jika data berhasil  dilalui, kemudian output menunjukkan setiap router bahwa datagram berhasil dilewati.

2.8 Perintah-perintah lain untuk troubleshooting
- Perintah show ip route
- Perintah show controllers
- Perintah debug

Introduction to Routers

Router dan Switch Cisco membutuhkan Internetworking Operating System untuk dapat beroperasi, fungsinya:
-    Akses ke network
-    Network scability
-    Basic routing dan switching

Command-Line Internface (CLI) pada IOS dapat diakses melalui console, auxiliary atau telnet. Pada CLI terdapat command interpreter yang disebut dengan command executive (EXEC), dan mempunyai 2 tingkatan utama: user mode dan privileged mode.

User mode
Tingkatan awal pada EXEC. Hanya command-command basic yang diperbolehkan, dan tidak dapat mengganti konfigurasi pada router. Prompt pada CLI dapat diidentifikasi dengan: >.

Privileged mode
Tingat selanjutnya pada EXEC. Dapat melakukan seluruh command-command yang tersedia pada router termasuk konfigurasi. Prompt pada CLI: #.

Untuk dapat mengakses privileged mode dari user mode, pada prompt >, ketik command enable.

Perpindahan dari user mode ke privileged:
Router> enable            Å ketik enable untuk masuk ke privileged mode
Router#                       Å privileged mode
Router# disable           Å ketik disable untuk keluar ke user mode
Router>                       Å user mode

Penamaan pada IOS:




IOS mempunyai 3 environment utama, yaitu: ROMMON (Rom Monitor), Boot ROM
dan IOS.


 
Router melakukan POST (Power On Self Test) yang tujuannya:
-    memastikan hardware berjalan dengan baik
-    mencari dan load IOS dari flash ke ROM
-    mencari dan load configuration file dari NVRAM

Urutan POST:



Saat router melakukan initial bootup, ada info tentang:
-    jenis interface
-    jumlah interface
-    jumlah flash memory
-    jumlah / kapasitas NVRAM

Tanda tanya (?) berfungsi sebagai pembantu pada CLI. Dapat digunakan pada user atau privileged mode untuk memunculkan daftar perintah-perintah yang bisa dipakai. Contoh: Router> sh?         Å memunculkan daftar perintah yang berawalan sh ,seperti show Router> show ?   Å memunculkan daftar perintah yang ada setelah show, seperti
version, ip route, controllers

Fungsi-fungsi IOS Editing:
Ctrl-A : Pindah ke awal baris perintah. Esc-B : Mundur 1 kata
Ctrl-B atau Left Arrow : Mundur 1 huruf
Ctrl-E : Pindah ke akhir baris perintah Ctrl-F atau Right Arrow : Maju 1 huruf Esc-F : Maju 1 kata

Router command history menyimpan perintah-perintah yang pernah diberikan ke router. Default-nya router menyimpan 10 perintah terakhir, dan bisa menyimpan maksimum 256 perintah. Untuk memanggil perintah sebelumnya, tekan Ctrl-P atau Up Arrow. Untuk balik ke perintah yang lebih baru, tekan Ctrl-N atau Down Arrow.

Command show version memunculkan informasi berikut:
•    Versi IOS
•    Versi Bootstrap ROM
•    Versi Boot ROM
•    Router uptime
•    Last restart method
•    Lokasi dan file System image
•    Router platform
•    Setting konfigurasi register

WAN dan ROUTER

Wide area network (WAN) yaitu jaringan yang meliputi area geografis yang luas dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan Local Area Network (LAN). WAN menggunakan  router  yang terdiri  dari physical  layer component  yang memiliki  fungsi masing-masing

Karakeristik WAN :
  • Memiliki area geografis yang luas b)  Menggunakan jasa provider
  • Menggunakan serial connection dari berbagai tipe

Komponen-komponen yang ada pada WAN :
  • Router b)  Switch c)   Modem
  • Communicatiion Server (Provider)


Standard WAN dikembangkan oleh :
  • ITU-T     (International     Telecommunication     Union-Telecommunication Standardization Sector), awalnya bernama CCITT (Consultative Committe for International Telegraph and Telephone)
  • ISO (International Organization for Standardization) OS  switch   dan  router   yang  tidak  memiliki   keyboard   dan  monitor,   yang dikonfigurasikan dengan PC dengan kabel rollover.
  • IETF (Internet Engineering Task Force)
  • EIA (Electronic Industry Association)

Physical layer component router :
  • RAM (DRAM)
  • NVRAM
  • Flash
  •  ROM
  • Interface


Random Access Memory (RAM) / Dynamic RAM (DRAM)
  1. Menyimpan routing table
  2. Menyimpan ARP cache
  3. Fast-switching cache
  4. Packet buffering
  5. Sifatnya volatile
  6. Running-config

Non Volatile Random Access Memory (NVRAM)
  1. Menyimpan startup-configuration
  2. Sifatnya non volatile

Flash memory
  1. Menyimpan Internetworking Operating System (IOS)
  2. Sifatnya non volatile

Read Only Memory (ROM)
  • Berguna untuk Power On Self Test (POST)
  • Menyimpan konfigurasi IOS basic

WAN berada pada layer physical dan data link pada OSI layer. Layer physical WAN menyangkut DTE, DCE, V35, EIA/TIA-232

Layer data link WAN menyangkut encapsulation seperti High Level Data Link Control
(HDLC), Point-to-Point Protocol (PPP), frame relay.

Cara menghubungkan router agar dapat dikonfigurasikan dengan komputer :
  • Siapkan rollover cable
  • Hubungkan rollover cable dengan console port router
  • Hubungkan ujung rollover cable satunya dengan DB9 connector untuk converter dari RJ-45 ke serial port pada komputer
  • Pada  komputer,   buka  terminal  emulation   software  Hyper  Terminal   untuk konfigurasi IOS
  • Buat agar restore default pada Hyper terminal
  • Masukkan command-command IOS.

Router berada pada Layer 3 (network layer) dan dapat melakukan fungsi routing yang meliputi :
  1. Best path
  2. Switching to destination based on network (pada routing table)

Router memiliki 3 buah interface utama :
  1. LAN interface : contohnya fast ethernet b)  WAN interface : serial connection
  2. Management port : console untuk konfigurasi router

Senin, 19 Oktober 2015

Bahasa Indonesia

Fungsi Bahasa sebagai alat komunikasi sebenarnya Telah dibahas oleh pakar / ahli di bidangnya ,
saya mencari dan menganalisa dari buku dan internet.

1. Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.
Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.

2. Aspek Bahasa
Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu pula. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra.
Berarti bahasa mencakup dua bidang, yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya,itu. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat pendengar kita (=yang diserap oleh panca indra kita, sedangkan arti adalah isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan dari orang lain).
Arti yang terkandung dalam suatu rangkaian bunyi bersifat arbitrer atau manasuka. Arbitrer atau manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Apakah seekor hewan dengan ciri-ciri

3. Fungsi Bahasa
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
- bahasa merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
- Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
- Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
• Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
• Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.
• Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.
• Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
• Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
• Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyaii fungsi utama bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Contohnya :
Misalnya berupa :
- Alat-alat itu digunakan untuk berkomunikasi misalnya gerak badaniah, alat bunyi-bunyian, kentongan, lukisan, gambar, dsb).
Contohnya :
- bunyi tong-tong memberi tanda bahaya
- adanya asap menunjukkan bahaya kebakaran
- alarm untuk tanda segera berkumpul
- bedug untuk tanda segera melakukan sholat
- telepon genggam untuk memanggil orang pada jarak jauh
- simbol – tanda stop untuk pengguna jalan, simbol laki-laki dan perempuan bagi pengguna toilet.
- gambar peta yang menunjukkan jalan
- suasana gemuruh kentongan dipukul tanda ketika ada bahaya
- adanya asap tampak dari kejauhan pertanda kebakaran
- bunyi alarm (suasana tanda bahaya gempa bumi/bencana alam) dsb.
• contoh dalam kehidupan sehari hari
misalkan seorang satpam perumahan berjaga-jaga/ronda pada malam hari, pada saat sudah mendekati jam 12.00 malam satpam tersebut membunyikan kentongan yang bertanda bahwa waktu sudah tepat pukul 12.00 malam. Dan timbul timbal balik antara satpam sama orang-orang disekitar perumahan.setiap orang jadi lebih mengerti tanda waktu pergantian tersebut
Jadi, bahasa yang dipakai satpam tersebut berupa kentongan yang memberikan pertanda sesuatu akan terjadi/ sesuatu yang sudah mestinya dilakukan.

kesimpulan : Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.


sumber :  http://goresanhijauku.blogspot.com/2011/11/menggunakan-bahasa-indonesia-secara.html