Rabu, 21 Oktober 2015

Basic Router Troubleshooting

1. Testing table routing
1.1 Perintah show ip route
Perintah  show  ip route  digunakan  untuk  menampilkan  isi dari table  routing. Table ini berisi entri semua jaringan dan subnetwork yang diketahui. Berikut ini adalah beberapa perintah tambahan yang dapat digunakan dengan perintah show ip route:
- show ip route connected
- show ip route address
- show ip route rip
- show ip route igrp
- show ip route static


Output perintah show ip route


Ketika RTA menerima paket yang ditujukan ke 192.168.4.46, tampilannya seperti prefix 192.168.4.0/24 pada table routingnya. RTA kemudian mem-forward paket keluar interface Ethernet0 berdasarkan entri table routing. Jika RTA menerima paket yang ditujukan untuk 10.3.21.5, ia mengirim paket tersebut keluar interface Serial 0.

Contoh table routing ditunjukkan oleh empat jalur jaringan yang terhubung langsung.  Jalur-jalur  ini diberi label “C”. RTA membuang  paket-paket  yang ditujukan untuk jaringan yang tidak terdaftar di dalam table routing. Table routing untuk RTA akan berisi lebih jalur-jalur sebelum ia dapat mem-forward ke tujuan yang lain. Ada dua cara penambahan jalur-jalur baru:

- Routing statis – admin secara manual mendefinisikan jalur-jalur ke satu atau lebih jaringan tujuan
- Routing  dinamis  – router-router  mengikuti  aturan  yang  didefinisikan  oleh protokol routing untuk pertukaran informasi routing dan pemilihan jalur terbaik

Secara  administrasi   mendefinisikan   jalur-jalur   dapat  dikatakan   statis  karena mereka tidak berubah sampai admin jaringan secara manual memprogram  perubahan. Jalur-jalur dipelajari dari router-router lain secara dinamis karena mereka berubah secara
otomatis sebagai update dari router-router  yang terhubung langsung dengan informasi baru.

1.2 Penentuan gateway
Jalur default digunakan pada saat router tidak sesuai dengan jaringan yang dituju dengan beberapa entri yang ada dalam table routing. Router menggunakan jalur default ini untuk mencapai gateway dan mem-forward paket.

Sebelum  router-router  dapat  secara  dinamis  melakukan  pertukaran  informasi, admin jaringan harus dikonfigurasi paling sedikit satu router dengan jalur default. Tergantung dari hasil yang didapat, admin dapat menggunakan perintah-perintah sebagai berikut:
ip default-network
Atau
ip route 0.0.0.0 0.0.0.0

1.3 Penentuan jalur asal dan tujuan
Layer  network   menyediakan   best-effort,   end-to-end   dan  pengiriman   paket melalui jaringan interconnected. Layer network menggunakan table routing IP untuk mengirimkan paket-paket dari jaringan asal ke jaringan tujuan. Setelah router menentukan jalur mana yang digunakan, ia mem-forward  paket dari satu interface ke interface lain atau port yang menuju ke jaringan tujuan.

1.4 Penentuan alamat L2 dan L3
Untuk   tujuan   pengiriman   paket   dari   jaringan   asal   ke   jaringan   tujuan, menggunakan baik alamat layer 2 dan layer 3. Gambar di bawah menjelaskan proses yang terjadi paket dikirim melalui jaringan.

Alamat layer 3 digunakan untuk merutekan paket dari jaringan asal ke jaringan tujuan. Alamat-alamat IP asal dan tujuan sama. Alamat MAC berubah pada setiap hop atau router. Alamat layer data link penting karena pengiriman dalam jaringan ditentukan oleh alamat dalam header frame layer 2.

1.5 Penentuan administrative distance
Router  menggunakan  administrative  distance  di  setiap  jalurnya  untuk menentukan jalur terbaik menuju tujuan. Administrative distance adalah nomor yang mengukur   tingkat   kepercayaan   informasi   jalur   ke   tujuan.   Semakin   kecil   nilai administrative distance, semakin besar tingkat kepercayaan pemilihan jalur.

Routing protokol yang berbeda mempunyai administrative distance default yang berbeda juga. Jalur dengan administrative distance paling kecil adalah yang dimasukkan ke dalam table routing.

1.6 Penentuan jalur metric
Routing protokol menggunakan metric untuk menentukan jalur terbaik ke tujuan. Beberapa  routing protokol menggunakan  hanya satu factor untuk menghitung  metric. Contohnya, RIPv1 menggunakan hop count sebagai factor menentukan metric. Protokol yang lain berdasarkan hop count, bandwidth, delay, load, reliability dan cost.
Faktor seperti bandwidth dan delay adalah statis karena mereka sama untuk setiap interface sampai router dikonfigurasi atau jaringan di-disain ulang. Factor seperti load dan
reliability  adalah dinamis karena mereka dihitung untuk setiap interface real-time oleh router.

Secara default, IGRP menggunakan factor statis bandwidth dan delay untuk menghitung secara manual untuk mengontrol mana jalur yang akan dipilih. IGRP juga dikonfigurasi untuk factor dinamis load dan reliability dalam perhitungan metric. Dengan menggunakan  factor default, router-router  UGRP dapat membuat  keputusan  berdasar kondisi sekarang. Jika link menjadi berat bebannya atau unreliable, IGRP akan menaikkan metric.

IGRP  menghitung  metric  dengan  cara  menambahkan   nilai  pembobot  dari perbedaan karakteristik link. Berikut adalah perhitungan metric di IGRP:

Metric = [K1 * Bandwidth + (K2 * Bandwidth)/(256  – load) + K3 * Delay] * [K5/(reliability + K4)]

Nilai konstatnta default K1 = K3 = 1 dan K2 = K4 = K5 = 0

Jika K3 = 0, maka [K5/(reliability  + K4)] tidak digunakan. Misalkan diberikan nilai default ke K1 sampai K5, composite metric dihitung oleh IGRP untuk menurunkan Metric = Bandwidth + Delay.

1.7 Menentukan hop berikutnya
Algoritma  routing mengisi table routing dengan informasi yang beragam. Hop tujuan berikutnya menentukan jalur terbaik dimana router mem-forward paket ke router berikutnya. Router ini merepresentasikan hop berikutnya ke tujuan terakhir.

Ketika  router  menerima  paket  yang  datang,  ia  memeriksa  alamat  tujuan  dan alamat hop berikutnya.

1.8 Menentukan update routing terakhir
Untuk mengetahui  update routing terakhir dilakukan  dengan cara memberikan perintah:
- show ip route
- show ip route address
- show ip protocols
- show ip rip database

1.9 Observasi beberapa jalur ke tujuan
IGRP mendukung load balancing dengan cost tidak sama, yang disebut dengan variance. Perintah variance memerintahkan router supaya merutekan metric kurang dari n kali  metric  minimum  untuk  tujuan  tersebut,  dimana  n  adalah  angka  dari  variance. Variabel n nilainya antara 1 sampai 128, dengan nilai default 1 yang artinya cost load balancing.


2. Testing jaringan
2.1 Pendahulan
Dasar testing jaringan harus diproses secara sequence dari OSI layer. Dimulai dari layer 1 sampai ke layer 7, jika perlu. Pada layer 1, kelihatan seperti masalah sederhana
seperti power cord pada dinding dan koneksi fisik lainnya. Melakukan testing konfigurasi alamat sebelum meneruskan dengan langkah konfigurasi berikutnya.



Pada layer 3 test dilakukan dengan cara memberikan perintah telnet dan ping
digunakan untuk test jaringan.

2.2 Langkah demi langkah proses troubleshooting
Troubleshooting  adalah  proses  yang  mengijinkan  user untuk  mencari  masalah dalam jaringan. Langkah demi langkah adalah sebagai berikut:

Langkah 1   Mengumpulkan informasi yang ada dan menganalisa masalah.
Langkah 2   Melokalisasi masalah mulai dari jaringan, segmen, modul, unit atau user.
Langkah 3   Mengisolasi masalah ke hardware atau software dalam unit, modul atau user account jaringan.
Langkah 4   Menemukan dan memperbaiki masalah Langkah 5   Mem-verifikasi masalah yang telah diselesaikan. Langkah 6   Membuat dokumentasi terhadap solusi suatu masalah.

2.3 Testing dengan layer OSI
Sub bab ini menggambarkan tipe-tipe error yang terjadi pada tiga layer OSI.
Layer 1 error bisa berupa:
- Kabel putus
- Kabel tidak tersambung
- Kabel tersambung ke port yang salah
- Koneksi kabel yang tidak konsisten kadang konek kadang tidak
- Kesalahan dalam sambungan rollover, crossover, atau straight-through
- Masalah transceiver
- Kabel DCE bermasalah
- Kabel DTE bermasalah
- Device dalam posisi mati

Layer 2 error bisa berupa:
- Kesalahan konfigurasi interface serial
- Kesalahan konfigurasi interface Ethernet
- Kesalahan seting enkapsulasi
- Kesalahan seting clockrate pada interface serial
- Masalah pada network interface card (NIC)

Layer 3 error bisa berupa:
- Routing protokol tidak enable
- Kesalahan meng-enable-kan routing protokol
- Kesalahan alamat IP
- Kesalahan subnet mask

Jika error terlihat di jaringan, proses testing melalui layer OSI dimulai. Perintah ping digunakan di layer 3 untuk test konektivitas. Pada layer 7 dengan perintah telnet untuk verifikasi aplikasi.

2.4 Troubleshooting di layer 1
Dengan cara memberikan perintah show interfaces tanpa argumen akan menghasilkan   status  dan  statistik  semua  port  router.  Sedangkan  show  interfaces
<interface  name>  menghasilkan  status  dan  statistik  pada  port  tertentu  saja.  Untuk melihat status dari serial 0/0 dengan perintah: show interfaces serial 0/0.

Jika banyak terjadi error di carrier transition, masalah-masalahnya bisa berasal dari:
- Pada service provider terjadi interupsi jalur
- Terjadi kerusakan pada switch, DSU atau hardware router

Jika terjadi banyak error pada output perintah show interfaces serial 0/0, ada beberapa kemungkinan sumber errornya, antara lain:
- Kesalahan pada peralatan perusahaan telepon
- Noise pada jalur serial
- Kabel salah atau panjang kabel salah
- Kabel atau koneksi rusak
- CSU atau DSU rusak
- Hardware router rusak

Sedangkan error terjadi karena reset interface penyebabnya bisa berasal dari:
- Jalur jelek sehingga menyebabkan carrier transition
- Kemungkinan masalah di hardware pada DSU, CSU atau switch

2.5 Troubleshooting di layer 2
Jika jalur putus, protokol selalu down karena tidak ada media yang digunakan di protokol layer 2. Hal ini benar karena interface down dan secara administrative down.
Jika interface up dan line protokol down, layer 2 terdapat masalah sebagai berikut:
- Tidak ada keeplive
- Tidak ada clock rate
- Tipe enkapsulasi tidak cocok

Perintah show interfaces digunakan setelah mengkonfigurasi interface untuk mem-verifikasi perubahan.
2.6 Perintah show cdp neighbors
Perintah ini menampilkan spesifik device secara detail seperti interface yang aktif, port ID dan device.

2.7 Perintah traceroute
Perintah  ini memberikan  hop yang berhasil  dilewati.  Jika data berhasil  dilalui, kemudian output menunjukkan setiap router bahwa datagram berhasil dilewati.

2.8 Perintah-perintah lain untuk troubleshooting
- Perintah show ip route
- Perintah show controllers
- Perintah debug

Tidak ada komentar:

Posting Komentar